Jumat, 03 Februari 2012

KD.12.2. MENULIS KARANGAN PERSUASI (KELAS X SMT.2)

KD. 12.2. MENULIS WACANA PERSUASI
Indikator :
1.       Mengidentifikasi ciri wacana persuasi
2.       Menentukan topik wacana persuasi
3.       Menyusun kerangka wacana persuasi
4.       Menulis wacana persuasi berdasarkan kerangka
5.       Memahami konjungsi untuk menulis wacana persuasi
Wacana persuasi adalah wacana/karangan yang berisi ajakan/himbauan/rayuan dari penulis kepada pembaca untuk melakukan suatu hal yang didasarkan atas data dan fakta secukupnya.
Ciri wacana persuasi :
  1.   Bersifat meyakinkan pembaca bahwa pendapat penulis benar.
  2. Mempengaruhi pembaca.
  3.  Mengubah pendapat pembaca (penulis berusaha agar pembaca mengubah pendapatnya dan mengikuti pendapat penulis)
  4. Mengajak bertindak (penulis berusaha mengajak pembaca agar mau melakukan perbuatan seperti yang diinginkan penulis)
Contoh wacana/paragraf persuasi :
 Lingkungan  sehat,  bersih.  dan  bebas  dari pencemaran adalah  dambaan  setiap  warga  masyarakat.  Untuk  itu, berbagai  cara  telah  dilakukan  dalam  menanggulangi masalah pencemaran lingkungan. Misalnya, membuang sampah  pada  tempatnya,  melakukan  gerakan  operasi bersih,  melakukan  program  kali  bersih  seperti  yang dilakukan  di  kali  Ciliwung Jakarta  merupakan  jalan keluar dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Perlu diingat bahwa usaha mengurangi pencemaran lingkungan    ini    tidak    hanya    menjadi    kewajiban pemerintah tetapi juga masyarakat. Marilah    kita    ciptakan    budaya    bersih,    untuk mewujudkan lingkungan sehat.

Topik-topik yang dapat dikembangkan dalam penulisan wacana persuasi antara lain :
  1.  Perlunya pencegahan penebangan hutan secara liar
  2. Pemberantasan korupsi merupakan kunci keberhasilan pembangunan
  3. Membiasakan diri berolah raga untuk menjaga kesehatan
  4. Saatnya menjadi masyarakat disiplin membayar pajak
  5. Penambangan minyak atau gas tetap harus memperhatikan lingkungan
Menyusun kerangka karangan persuasi
Fungsi kerangka karangan :
  1. Kerangka wacana/karangan dibuat dengan tujuan memberi arah pada tulisan yang akan kita buat.
  2. Kerangka karangan/wacana juga berfungsi sebagai rel agar tulisan yang kita buat tidak keluar dari topik yang kita tentukan/kita rencanakan.
  3. Kerangka karangan/wacana juga mempermudah dalam mengembangkan ide atau gagasan yang telah ditentukan.
Contoh kerangka karangan
Tema     : cinta produk dalam negeri
   I.       Maraknya produk luar negeri beredar dan dipasarkan di Indonesia.
         a.  contoh produk elektronik 
         b. contoh produk pakaian
II.   Dampak maraknya produk luar negeri dipasarkan di Indonesia
         a. dampak ekonomi
         b. dampak sosiologis
III. Ajakan untuk mencintai produk dalam negeri
Konjungsi (Kata hubung)
Konjungsi dapat dibedakan menjadi beberapa macam.
  1. Konjungsi koordinatif
                yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang setera/sejajar.
                contoh konjungsinya :
                - dan, serta (penambahan)                         
                - atau (pemilihan)
                - tetapi (perlawanan/pertentangan)
b. Konjungsi subordinatif
                yaitu konjungsi yang menghubungkan klausa yang tidak setara.
                Macam konjungsinya :
                - subordinatif waktu : sebelum, ketika, saat,  sewaktu, setelah,   sesudah, kemudian.
                - subordinatif syarat : jika, bila, apabila, kalau,
                - subordinatif penyebaban : sebab, karena,    oleh sebab itu,  oleh karena itu,
- subordinatif pengakibatan : (se-) hingga,  akibatnya.
                - subordinatif konsesif : meskipun, walaupun,  biarpun, sekalipun.
                - subordinatif pengandaian : andaikan,   seandainya ,  andai kata.
c. Konjungsi antarkalimat
    Konjungsi antarkalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
   Contoh konjungsi antarkalimat :
   - Beberapa waktu lalu pemerintah telah menurunkan harga BBM. Namun demikian, harga sembako masih   sangat tinggi.


Jumat, 20 Januari 2012

Menulis Paragraf Argumentasi

Menulis Paragraf/Wacana Argumentasi
Kata argumentasi berarti alasan. Paragraf atau wacana argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan berbagai alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan penulis.
Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat, tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentatif.
Jadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat karangan argumentasi adalah sebagai berikut.
1. Berpikir sehat, kritis, dan logis.
2. Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik, serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau pendapat.
3. Menjauhkan emosi dan unsur subjektif.
4. Menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak menimbulkan salah penafsiran.
Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, harus berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun cirri paragraf argumentasi adalah sebagai berikut.
1.      Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan atau pendapat penulis sehingga kebenaran itu diyakini atau diakui oleh pembaca
2.      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar dan sebagainya.
3.  Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca mengenai suatu pokok permasalahan yang dibicarakan dalam karangan.
4. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subyektifitas.
5.      Dalam menyusun argumentasi penulis menerapkan kerangka berfikir rasional.
6. Dalam proses membuktikan kebenaran pendapat pengarang kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian.
Topik-topik yang dapat dikembangkan dalam menulis paragraf argumentasi antara lain :
  1. Olah raga sebagai cara menjaga kesehatan badan
  2. Pengaruh aktivitas merokok terhadap stamina badan.
  3. Dampak penebangan hutan secara liar
  4. Pentingnya stabilitas keamanan dalam melaksanakan pembangunan

Paragraf argumentasi dapat dikembangkan dengan pola penalaran sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. Bisa juga membalik pola pengembangannya menjadi akibat sebab.. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya.
Perhatikan contoh paragraf argumentasi berikut ini !

Pola sebab-akibat :
Sudah dua bulan ini Zakia selalu sedih dan merasa malas belajar. Kendati teman-temannya selau mengajak untuk mengikuti jam tambahan sore hari, selalu saja ia beralasan ini dan itu. Beberapa ulangan yang telah dilakukan beberapa guru pun tidak ia ikuti karena dalih sakit. Tidak hanya itu, tak satu pun tugas yang ia kumpulkan sampai akhir semester satu. Akibatnya, saat penerimaan laporan hasil belajar, tidak satu pun mata pelajaran yang menunjukkan nilai tuntas.

Pola akibat – sebab:
Jalur Semarang-Rembang lumpuh total. Kemacetan arus lalu lintas mencapai puluhan kilo meter. Waktu tempuh yang biasanya hanya dua setengah jam, saat ini harus ditempuh sepuluh hingga dua belas jam. Beberapa truk pengangkut buah-buahan dan sayur-sayuran terpaksa harus membongkar muatannya karena layu dan membusuk. Hal tersebut disebabkan oleh banjir yang terjadi sejak dua hari lalu.

Berikut ini contoh hukum sebab akibat yang terjadi dalam kehidupan keseharian dan dapat dijadikan bahan menulis wacana argumentasi.
 Sebab  : Krisis ekonomi global
 Akibat : PHK terjadi dimana – mana
 Sebab  : kenaikan harga BBM
 Akibat : - ongkos transportasi naik
              - harga barang naik
Sebab  : Penebangan hutan secara liar
Akibat : - pemanasan global
             - tanah longsor
             - banjir
Selain pola sebab-akibat, akibat-sebab, paragraf argumentasi juga dapat dikembangkan dengan pola generalisasi dan analogi.

Contoh paragraf argumentasi dengan pola pengembangan genaralisasi.
     Desa Tenggar Jaya adalah salah satu desa yang ada di wilayah kabupaten Banyumas. Beberapa fasilitas    umum seperti poliklinik desa, Taman Kanak-Kanak, dan dua Sekolah Dasar Negeri berdiri megah di sana. Bangunan rumah warga sudah sangat permanen dengan arsitektur yang beragam. Listrik pun sudah menerangi desa tersebut sejak tujuh tahun terakhir. Jaringan telepon sudah banyak dinikmati warga. Semua jalan yang ada di desa itu juga sudah diaspal. Hampir tujuh puluh lima persen warganya telah berpendidikan sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa desa Tenggar Jaya adalah desa yang sudah maju.

Pola generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menarik suatu simpulan umum atas suatu data atau fakta yang bersifat khusus.
D
Langkah-langkah dalam menulis paragraf argumentasi adalah :
  1. Menentukan tema/topik
  2. Mencari bahan/referensi
  3. Menyusun kerangka
  4. Mengembangkan kerangka
  5. Menyunting paragraf atau wacana yang telah ditulis

Konjungsi Antarkalimat
Dalam menulis paragraf argumentasi kita juga harus memperhatikan penggunaan kata hubung atau konungsi secara tepat. Salah satu konjungsi yang dapat digunakan dalam menulis paragraf argumentasi adalah konjungsi antarkalimat. Konjungsi antar kalimat merupakan konjungsi atau kata yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Bentuk konjungsi antar kalimat antara lain oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu.